Danny menghela napas dalam-dalam, mencoba meredakan kepanikan yang
tiba-tiba menyerangnya. “Maksudmu kau tidak yakin dengan perasaanku,” katanya
pelan. “Apakah sesulit itu bagimu untuk percaya padaku?”
“Apakah kau sudah lupa alasan awalmu datang ke Inggris?” Naomi balas
bertanya tanpa menjawab pertanyaan Danny. “Kau datang ke Inggris untuk bekerja
dengan Bobby Shin. Karena kau bercita-cita menjadi sutradara terkenal.”
“Apa hubungannya...?”
“Jadilah sutradara terkenal.”
“Apa?”
“Jadilah sutradara terkenal,” ulang Naomi. “Setelah itu, kalau memang masih
ada kesempatan, kita bisa bertemu lagi.”
Danny terdiam. Sekali lagi ia menghela napas panjang dan menunduk. Ia tidak
ingin menunggu. Ia tidak ingin Naomi pergi dari sisinya. Sebagian dari dirinya yang
enggan paham bahwa Naomi butuh waktu. Untuk mengembalikan kepercayaan
dirinya sendiri. Juga untuk percaya pada Danny. Ini keputusan yang sangat sulit,
tapi...
“Baiklah,” kata Danny akhirnya, “aku bisa menunggu.”
Naomi tidak berkata apa-apa.
“Kalau kau butuh waktu untuk memercayaiku, aku bisa menunggu.”
Masih tidak terdengar suara di ujung sana, namun Danny yakin Naomi
mendengarnya.
“Aku akan menjadi sutradara terkenal seperti yang kaukatakan. Dan, Naomi,
pada saat kita bertemu nanti—dan kita pasti akan bertemu lagi, baik kau siap atau
tidak—kau harus memberikan jawabanmu,” kata Danny.
Hening sejenak, lalu terdengar Naomi bergumam, “Terima kasih.”
Jung Tae-Woo meliriknya ketika Danny menutup ponsel dan menghabiskan sisa
minumannya dengan sekali teguk. “Siapa Naomi?” tanya Tae-Woo dengan nada
polos.
Danny mengembuskan napas berat dan mendorong gelasnya yang sudah
kosong menjauh. “Dia benar-benar bisa membuatku gila,” gerutunya.
Jung Tae-Woo terkekeh pelan. “Bukankah semua wanita begitu?” katanya.
“Lagi pula, kalau dia memang membuatmu gila, kenapa kau tidak melepaskannya
saja?”
Danny tidak langsung menjawab. Ia tepekur sejenak, lalu tersenyum muram
dan menggeleng. “Aku juga berharap bisa semudah itu,” gumamnya.
Jung Tae-Woo menatapnya tidak mengerti.
“Masalahnya aku tidak bisa melepaskannya,” lanjut Danny tanpa membalas
tatapan temannya. Kemudian ia tertawa pendek dan berkata, “Benar-benar bodoh,
bukan?”
Jung Tae-woo hanya tersenyum kecil dan menyesap minumannya. “Bukankah
kita semua juga begitu?”
* * *
Naomi menutup ponsel dengan gerakan pelan dan jatuh terduduk di tempat
tidurnya. Mendadak saja ia merasa sedih walaupun ia terus berkata pada diri
sendiri bahwa ia telah melakukan hal yang benar. Bagaimanapun juga, ia
melakukan semua ini demi dirinya sendiri dan Danny.
Seperti yang dikatakannya tadi, ia butuh waktu untuk berpikir. Tentang masa
lalu dan masa depannya. Juga tentang Danny Jo. Saat ini Naomi benar-benar tidak
bisa berdiri di hadapan Danny dan menatap matanya tanpa merasa malu. Masa
lalunya terlalu kotor.
Sedangkan soal Danny... Naomi yakin Danny juga butuh waktu untuk berpikir.
Danny mungkin berkata bahwa perasaannya tidak berubah bahkan setelah ia tahu
tentang masa lalu Naomi, tetapi Naomi tidak yakin Danny akan tetap merasa seperti
itu setelah mendapat waktu yang cukup untuk benar-benar memikirkan semuanya.
Naomi ingin menberikan kesempatan kepada Danny untuk menarik diri sebelum
laki-laki itu menyesal.
Sebutir air mata jatuh di pipinya dan Naomi menghapusnya dengan cepat.
Kenapa ia menangis? Kenapa tiba-tiba hatinya terasa sakit? Naomi menghela napas
dalam-dalam dan mengembuskannya dengan pelan.
Jawabannya sederhana saja.
Karena ia, Naomi Ishida, dengan bodohnya telah menyerahkan hati dan jiwanya
kepada Danny Jo.
Danny menghela napas dalam-dalam, mencoba meredakan kepanikan yangtiba-tiba menyerangnya. “Maksudmu kau tidak yakin dengan perasaanku,” katanyapelan. “Apakah sesulit itu bagimu untuk percaya padaku?”“Apakah kau sudah lupa alasan awalmu datang ke Inggris?” Naomi balasbertanya tanpa menjawab pertanyaan Danny. “Kau datang ke Inggris untuk bekerjadengan Bobby Shin. Karena kau bercita-cita menjadi sutradara terkenal.”“Apa hubungannya...?”“Jadilah sutradara terkenal.”“Apa?”“Jadilah sutradara terkenal,” ulang Naomi. “Setelah itu, kalau memang masihada kesempatan, kita bisa bertemu lagi.”Danny terdiam. Sekali lagi ia menghela napas panjang dan menunduk. Ia tidakingin menunggu. Ia tidak ingin Naomi pergi dari sisinya. Sebagian dari dirinya yangenggan paham bahwa Naomi butuh waktu. Untuk mengembalikan kepercayaandirinya sendiri. Juga untuk percaya pada Danny. Ini keputusan yang sangat sulit,tapi...“Baiklah,” kata Danny akhirnya, “aku bisa menunggu.”Naomi tidak berkata apa-apa.“Kalau kau butuh waktu untuk memercayaiku, aku bisa menunggu.”Masih tidak terdengar suara di ujung sana, namun Danny yakin Naomimendengarnya.“Aku akan menjadi sutradara terkenal seperti yang kaukatakan. Dan, Naomi,pada saat kita bertemu nanti—dan kita pasti akan bertemu lagi, baik kau siap atautidak—kau harus memberikan jawabanmu,” kata Danny.Hening sejenak, lalu terdengar Naomi bergumam, “Terima kasih.”Jung Tae-Woo meliriknya ketika Danny menutup ponsel dan menghabiskan sisaminumannya dengan sekali teguk. “Siapa Naomi?” tanya Tae-Woo dengan nadapolos.Danny mengembuskan napas berat dan mendorong gelasnya yang sudahkosong menjauh. “Dia benar-benar bisa membuatku gila,” gerutunya.Jung Tae-Woo terkekeh pelan. “Bukankah semua wanita begitu?” katanya.“Lagi pula, kalau dia memang membuatmu gila, kenapa kau tidak melepaskannyasaja?”Danny tidak langsung menjawab. Ia tepekur sejenak, lalu tersenyum muramdan menggeleng. “Aku juga berharap bisa semudah itu,” gumamnya.Jung Tae-Woo menatapnya tidak mengerti.“Masalahnya aku tidak bisa melepaskannya,” lanjut Danny tanpa membalastatapan temannya. Kemudian ia tertawa pendek dan berkata, “Benar-benar bodoh,bukan?”Jung Tae-woo hanya tersenyum kecil dan menyesap minumannya. “Bukankahkita semua juga begitu?”* * *Naomi menutup ponsel dengan gerakan pelan dan jatuh terduduk di tempattidurnya. Mendadak saja ia merasa sedih walaupun ia terus berkata pada dirisendiri bahwa ia telah melakukan hal yang benar. Bagaimanapun juga, iamelakukan semua ini demi dirinya sendiri dan Danny.Seperti yang dikatakannya tadi, ia butuh waktu untuk berpikir. Tentang masalalu dan masa depannya. Juga tentang Danny Jo. Saat ini Naomi benar-benar tidakbisa berdiri di hadapan Danny dan menatap matanya tanpa merasa malu. Masalalunya terlalu kotor.Sedangkan soal Danny... Naomi yakin Danny juga butuh waktu untuk berpikir.Danny mungkin berkata bahwa perasaannya tidak berubah bahkan setelah ia tahutentang masa lalu Naomi, tetapi Naomi tidak yakin Danny akan tetap merasa sepertiitu setelah mendapat waktu yang cukup untuk benar-benar memikirkan semuanya.Naomi ingin menberikan kesempatan kepada Danny untuk menarik diri sebelumlaki-laki itu menyesal.Sebutir air mata jatuh di pipinya dan Naomi menghapusnya dengan cepat.Kenapa ia menangis? Kenapa tiba-tiba hatinya terasa sakit? Naomi menghela napasdalam-dalam dan mengembuskannya dengan pelan.Jawabannya sederhana saja.Karena ia, Naomi Ishida, dengan bodohnya telah menyerahkan hati dan jiwanyakepada Danny Jo.
ترجمه، لطفا صبر کنید ..
Danny sighed deeply, trying to calm the panic that
suddenly attacked him. "You mean you are not sure about my feelings," he said
quietly. "Is that hard for you to believe me?"
"Have you forgotten your original reason for coming to England?" Naomi replied
asked without answering questions Danny. "You come to the UK to work
with Bobby Shin. Because you aspire to be a famous director. "
" What does ...? "
" Be a famous director. "
" What? "
" Be-known director, "repeated Naomi. "After that, if it is still
a chance, we can meet again."
Danny paused. Again he sighed and lowered his head. He did not
want to wait. He did not want Naomi to go from the side. Part of him who
was reluctant to understand that Naomi takes time. To restore confidence in
herself. Also to believe in Danny. It's a very difficult decision,
but ...
"All right," Danny said finally, "I can wait."
Naomi did not say anything.
"If you need time to trust me, I can wait."
There was no sound on the other end there, but Danny sure Naomi
hear it.
"I'll be famous directors like you said. And, Naomi,
when we meet later-and we will surely meet again, whether you're ready or
not-you have to give your answer, "said Danny.
There was a pause, then heard Naomi muttered," Thank you. "
Jung Tae-Woo glance when Danny closed the phone and spend the rest of
his drink in one gulp. "Who's Naomi?" Asks Tae-Woo tone
plain.
Danny sighed heavily and pushed the glass is already
empty away. "He really drives me crazy," he grumbled.
Jung Tae-Woo chuckled softly. "Do not all women so?" He said.
"Besides, if she does drive you crazy, why do not you let
it?"
Danny did not immediately answer. He was thoughtful for a moment, then smiled grimly
and shook his head. "I also hope to be that easy," he muttered.
Jung Tae-Woo looked at him do not understand.
"The thing I can not let go," said Danny without returning
the gaze of his. Then he gave a short laugh and said, "Really stupid,
is not it?"
Jung Tae-woo just smiled a little and sipped. "Are not
we all?"
* * *
Naomi close the phone with slow motion and sat down on a
bed. Suddenly he felt sad that even though he kept telling himself
his own that he had done the right thing. However, he is
doing all this for the sake of himself and Danny.
As she says, she needed time to think. About the
past and future. Also on Danny Jo. Currently Naomi really not
able to stand in front of Danny and looked into his eyes without shame. The period
of her too dirty.
As for Danny ... Danny convinced Naomi also needed time to think.
Danny might say that his feelings have not changed even after he knew
about the past Naomi, but Naomi was not sure Danny will still feel like
it after receiving time enough to really think things through.
Naomi wants to give more opportunity for Danny to withdraw before
him regret it.
A tear fell down her cheek and Naomi remove it quickly.
Why is he crying? Why suddenly her heart ache? Naomi sighed
deeply and exhaled slowly.
The answer is simple.
Because she, Naomi Ishida, foolishly handed over his heart and soul
to Danny Jo.
ترجمه، لطفا صبر کنید ..