pasien setiap dua – tiga hari sekali pada kelompok
A: dengan jinten hitam 10% pre dan post intervensi
sampai 14 hari secara makroskofis, menggunakan
format skore luka dari Bates Jensen. Perkembangan
luka dilihat dari jumlah skore luka yang diperoleh,
skore luka regenerasi adalah skore 1-13, dan skore
luka degenarasi yaitu 14-60, dimana skore maksimal
yaitu 65 yang merupakan wujud proses penyembuhan
luka kurang dari 50%. Peneliti membandingkan skore
luka yang diperoleh dari tiap kelompok intervensi
dengan lamanya waktu penyembuhan luka antara 2
kelompok intervensi selama 14 hari.
Ada perbedaan skor luka kelompok pemberian
salep jinten hitam (Nigella sativa) Pre 10%,
dengan skor luka kelompok Post 1 0% pada proses
penyembuhan ulkus diabetik, setelah dilakukan uji
statistik dengan t-test independent diperoleh nilai
t masing-masing kelompok = 3.285 (p=0.002) dan
3.243 (p=0.002). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan proses penyembuhan luka kelompok
Pre dengan kelompok post pemberian intervensi
menggunakan salep jinten hitam (Nigella sativa) 10%
pada proses penyembuhan ulkus diabetik secara
bermakna (p < 0.05). Salep jinten hitam (Nigella
sativa) merupakan sediaan topikal jenis salep yang
dibuat dari biji jinten hitam yang diperoleh dari
pasaran sebagai bahan dasarnya yang kemudian
dilakukan ekstraksi dengan menggunakan teknik
maserasi dengan menggunakan larutan etanol 96%
dan rendaman ekstrak yang dipakai sebesar 12,30%.
Pada penelitian ini dilakukan intervensi dengan cara
mengolesi agen topikal salep pada luka dengan
menggunakan catton buth, dengan ketebalan salep
(1mm) melingkar dari tengah keseluruh area luka
searah jarum jam.