Satu“SEKARANG aku masih di jalan… Mm, baru pulang kantor… Aku juga tah ترجمه - Satu“SEKARANG aku masih di jalan… Mm, baru pulang kantor… Aku juga tah انگلیسی چگونه می گویند

Satu“SEKARANG aku masih di jalan… M

Satu
“SEKARANG aku masih di jalan… Mm, baru pulang kantor… Aku juga tahu sekarang sudah jam sepuluh… Ya, jam sepuluh lewat delapan belas menit. Terserahlah.”
Sandy melangkah perlahan. Sebelah tangannya memegang ponsel yang ditempelkan ke telinga, dan tangan yang sebelah lagi mengayun-ayunkan tas tangan kecil merah. Ia mengembuskan napas panjang dengan berlebihan dan mengerutkan kening. Saat ini orang terakhir yang ingin diajaknya bicara adalah Lee Jeong-Su, tapi laki-laki itu malah meneleponnya dan bersikap seperti kekasih yang protektif.
“Jeong-Su, sudah dulu ya? Aku lelah sekali,” Sandy menyela ucapan Lee Jeong-Su dan langsung menutup telepon. Sekali lagi ia mengembuskan napas panjang, lalu menatap ponselnya dengan kesal.
Kenapa hari ini muncul banyak masalah yang tidak menyenangkan? Tadi pagi ia sudah bermasalah dengan salah satu klien perusahaan, kemudian diomeli atasannya dan akhirnya harus lembur sampai selarut ini.
Sandy semakin kesal begitu mengingat apa yang sudah dialaminya sepanjang hari. Tapi ia terlalu lelah untuk marah-marah. Seluruh tulang di tubuhnya terasa sakit dan otaknya sudah tidak bisa disuruh berpikir. Lagi-lagi ia mengembuskan napas panjang.
Ini bukan pertama kalinya Sandy harus bekerja sampai larut malam, tapi hari ini ia sudah memutuskan akan berhenti bekerja untuk perancang busana itu. Pekerjaannya sungguh-sungguh memakan waktu dan tenaga sehingga tidak ada lagi tenaga yang tersisa untuk berkonsentrasi pada kuliahnya di pagi hari.
Ia berhenti melangkah dan mendesah. “Bisa gila aku,” gumamnya pada diri sendiri.
6
Sandy memandang sekelilingnya. Kota Seoul masih belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk. Bangunan-bangunan di sepanjang jalan seakan sedang berlomba-lomba menerangi seluruh kota, membujuk orang-orang untuk menikmati indahnya suasana malam musim panas di ibukota Korea Selatan yang menakjubkan itu. Meskipun sudah bertahun-tahun menetap di Seoul, Sandy masih terkagum-kagum pada suasana kota ini. Jam memang sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat, namun jalanan masih dipenuhi pejalan kaki dan mobil-mobil yang berlalu-lalang. Aroma makanan tercium dari restoran Jepang di depan sana, lagu disko terdengar samar-samar dari toko musik di sampingnya, suara orang-orang yang berbicara, berteriak, dan tertawa.
Tiba-tiba Sandy merasa kepalanya pusing. Lalu pandangannya berhenti pada toko makanan kecil di seberang jalan. Setelah merenung sesaat, ia mengangguk dan bergumam, “Baiklah,” seolah menyerah pada perdebatan yang dia lakukan seorang diri.
Sandy menyeberangi jalan dengan langkah cepat, secepat yang mungkin dilakukan sepasang kaki yang belum beristirahat selama delapan jam terakhir, dan masuk ke toko itu. Setelah memberi salam kepada bibi pemilik toko yang sudah lama dikenalnya, Sandy langsung berjalan ke rak keripik.
“Nah, Soon-Hee, ada masalah apa lagi di kantor?” tanya bibi pemilik toko setelah melihat lima bungkus besar keripik kentang yang diletakkan Sandy di meja kasir.
Sandy tersenyum malu. “Ah, tidak ada. Saya hanya sedikit stres.” Ia membuka tas tangannya dan mencari dompet. Ke mana dompet itu?
“Sebentar, Bibi. Saya yakin sekali sudah memasukkan dompet tadi…” Sandy mengaduk-aduk isi tas tangannya, lalu menumpahkan seluruh isinya ke meja kasir. Kini, selain lima bungkus keripik kentang, di sana ada sisir kecil, buku kecil yang agak lusuh, bolpoin yang tutupnya sudah hilang, bedak padat, lipgloss, kunci, payung lipat, tiga keping uang logam, saputangan merah, ponsel, dua lembar struk belanja yang sudah kusam, bungkus permen kosong, dan jepitan rambut.
“Kenapa tidak ada?” Sandy bergumam sendiri sambil terus mencari. Ketinggalan di rumah? Berarti seharian ini ia tidak menyadari ia tidak membawa dompet?
Tiba-tiba ia mendengar dering ponsel. Sandy melirik ponselnya yang tergeletak di meja kasir. Oh, bukan ponselnya yang berbunyi.
“Kau sudah sampai di rumah? … Ya, sebentar lagi aku ke sana.”
Sandy menoleh ke arah suara bernada rendah itu. Suara itu milik pria bersetelah putih yang berdiri di belakangnya. Rupanya bunyi tadi adalah bunyi ponsel pria tersebut. Sekarang Sandy melihat orang itu menutup ponsel dan memasukkannya ke saku celana panjangnya. Sebelah tangannya memegang keranjang kecil berisi lima botol
7
soju*. Pria berkacamata itu masih muda, mungkin usianya sekitar akhir dua puluhan atau awal tiga puluhan, wajahnya tampan dan penampilannya rapi sekali seperti seseorang yang mempunyai kedudukan penting di perusahaan besar.
Pria itu memandang Sandy, lalu tersenyum ramah. O-oh. Baru pertama kali Sandy melihat senyum yang begitu menarik. Senyum itu membuat rasa lelahnya seakan menguap tak berbekas. Senyum itu sangat menawan, sangat…
Sandy menggeleng untuk menjernihkan pikiran dan kembali memusatkan perhatian pada barang-barangnya yang berserakan di meja kasir.
Tiba-tiba Sandy merasa tangannya ditepuk-tepuk. Ia mengangkat wajahnya dan melihat bibi pemilik toko sedang tersenyum kepadanya dan berkata, “Soon-Hee, bagaimana kalau tuan itu membayar belanjaannya duluan?”
Sandy memandan
0/5000
از: -
به: -
نتایج (انگلیسی) 1: [کپی کنید]
کپی شد!
One"Right now I'm still on the road ... Mm, new home office ... I also know now already ten o'clock ... Yes, ten hours through eighteen minutes. Terserahlah. "Sandy stepping slowly. Next to his hand holding a cell phone affixed to the ears, and hands are next to the small hand bag mengayun-ayunkan more red. He exhales a long with exaggeration and frowned. Currently the last person who wants to talk diajaknya is Lee Jeong-Su, but man it even call her and act like a protective lover."Jeong-Su, was first huh? I'm tired as hell, "Sandy interrupts speech Lee Jeong-Su and immediately hung up the phone. Once again he exhales a long, and then stared at her cell phone with an upset.Why today appeared a lot of unpleasant issues? This morning he has trouble with one of its corporate clients, then realizing that his boss and eventually had to overtime until selarut.Sandy getting annoyed so given what already had happened during the day. But he was too tired to be angry-angry. The whole bone in his body ached and his brain already could not told to think. Again he exhales.This is not the first time that Sandy had to work till late at night, but today he has decided will stop working for a fashion designer was. The work is painstaking and time consuming effort so no more energy left to concentrate on his studies in the morning.He stepped up and sighed. "Can I demented," she mumbled to myself.6Sandy looked at him. Seoul is still not showing signs of drowsiness. Buildings along the street as though it were vying to illuminate the whole city, persuaded the people to enjoy the wonderful atmosphere of the summer nights in the capital of South Korea's stunning it. Even though it's been years settled in Seoul, Sandy still marvel at the city's atmosphere. HRS has indeed demonstrated at ten's passing, but the streets were still filled with pedestrians and passing cars ply. Aroma food wafted from Japan in front of the restaurant there, the song disco sounded faintly from the music store next to it, the voice of the people who are talking, screaming, and laughing.Suddenly his head felt dizzy Sandy. Then his view rested on the small food store across the street. After a thoughtful moment, he nodded and muttered, "well," seems to give up on the debate he did himself.Sandy cross road with quick steps, as soon as possible a pair of legs that have not been resting for eight hours, and went into the store. After greet aunt store owners that have long been familiar, Sandy immediately walked over to the rack of chips."Well, Soon-Hee, there is a problem what else in the Office?" asked aunt store owner after seeing five large packets of potato chips that are placed in the cash register to Sandy.Sandy tersenyum malu. “Ah, tidak ada. Saya hanya sedikit stres.” Ia membuka tas tangannya dan mencari dompet. Ke mana dompet itu?“Sebentar, Bibi. Saya yakin sekali sudah memasukkan dompet tadi…” Sandy mengaduk-aduk isi tas tangannya, lalu menumpahkan seluruh isinya ke meja kasir. Kini, selain lima bungkus keripik kentang, di sana ada sisir kecil, buku kecil yang agak lusuh, bolpoin yang tutupnya sudah hilang, bedak padat, lipgloss, kunci, payung lipat, tiga keping uang logam, saputangan merah, ponsel, dua lembar struk belanja yang sudah kusam, bungkus permen kosong, dan jepitan rambut.“Kenapa tidak ada?” Sandy bergumam sendiri sambil terus mencari. Ketinggalan di rumah? Berarti seharian ini ia tidak menyadari ia tidak membawa dompet?Tiba-tiba ia mendengar dering ponsel. Sandy melirik ponselnya yang tergeletak di meja kasir. Oh, bukan ponselnya yang berbunyi.“Kau sudah sampai di rumah? … Ya, sebentar lagi aku ke sana.”Sandy menoleh ke arah suara bernada rendah itu. Suara itu milik pria bersetelah putih yang berdiri di belakangnya. Rupanya bunyi tadi adalah bunyi ponsel pria tersebut. Sekarang Sandy melihat orang itu menutup ponsel dan memasukkannya ke saku celana panjangnya. Sebelah tangannya memegang keranjang kecil berisi lima botol7soju*. Pria berkacamata itu masih muda, mungkin usianya sekitar akhir dua puluhan atau awal tiga puluhan, wajahnya tampan dan penampilannya rapi sekali seperti seseorang yang mempunyai kedudukan penting di perusahaan besar.Pria itu memandang Sandy, lalu tersenyum ramah. O-oh. Baru pertama kali Sandy melihat senyum yang begitu menarik. Senyum itu membuat rasa lelahnya seakan menguap tak berbekas. Senyum itu sangat menawan, sangat…Sandy menggeleng untuk menjernihkan pikiran dan kembali memusatkan perhatian pada barang-barangnya yang berserakan di meja kasir.Tiba-tiba Sandy merasa tangannya ditepuk-tepuk. Ia mengangkat wajahnya dan melihat bibi pemilik toko sedang tersenyum kepadanya dan berkata, “Soon-Hee, bagaimana kalau tuan itu membayar belanjaannya duluan?”Sandy memandan
ترجمه، لطفا صبر کنید ..
 
زبانهای دیگر
پشتیبانی ابزار ترجمه: آذرباﻳﺠﺎﻧﻰ, آلبانیایی, آلمانی, اردو, ارمنی, ازبکی, استونيايی, اسلواکی, اسلونیایی, اسپانیایی, اسپرانتو, افریکانس, امهری, اندونزی, انگلیسی, اودیه (اوریه), اویغوری, ايسلندی, اکراينی, ایتالیایی, ایرلندی, ایگبو, باسکی, برمه\u200cای, بلاروسی, بلغاری, بنگالی, بوسنیایی, تاتار, تاجیک, تاميلی, تايلندی, ترکمنی, ترکی استانبولی, تلوگو, جاوه\u200cای, خمری, خوسایی, دانمارکی, روسی, رومانيايی, زولو, ساموایی, سبوانو, سندی, سوئدی, سواهيلی, سوتو, سودانی, سومالیایی, سینهالی, شناسایی زبان, شونا, صربی, عبری, عربی, فارسی, فرانسوی, فريسی, فنلاندی, فیلیپینی, قرقیزی, قزاقی, كرسی, لائوسی, لاتين, لتونيايی, لهستانی, لوگزامبورگی, ليتوانيايی, مائوری, مالايی, مالاگاسی, مالایالمی, مالتی, مجاری, مراتی, مغولی, مقدونيه\u200cای, نروژی, نپالی, هاوایی, هلندی, همونگ, هندی, هوسا, ولزی, ويتنامی, يونانی, پرتغالی, پشتو, پنجابی, چوایی, چک, چینی, چینی سنتی, ژاپنی, کاتالان, کانارا, کرئول هائیتی, کردی, کره\u200cای, کرواتی, کلینگون, کینیارواندا, گاليک اسکاتلندی, گالیسی, گجراتی, گرجی, یدیشی, یوروبایی, ترجمه زبان.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: