Danny menoleh. “Tapi dia sendiri tidak mau ditemani,” balasnya. Lalu i ترجمه - Danny menoleh. “Tapi dia sendiri tidak mau ditemani,” balasnya. Lalu i انگلیسی چگونه می گویند

Danny menoleh. “Tapi dia sendiri ti

Danny menoleh. “Tapi dia sendiri tidak mau ditemani,” balasnya. Lalu ia
mengangkat bahu. “Hyong tidak perlu cemas. Tidak akan terjadi apa-apa.”
Bobby Shin mendecakkan lidah dengan pelan. “Tapi tetap saja...,” gumamnya
enggan. Ia menghela napas dan berbalik. “Ya sudahlah. Ayo, Danny. Kita bereskan
tempat ini dan pulang.”
“Ya. Tentu saja,” gumam Danny. Namun ia tidak beranjak dari tempatnya
berdiri sampai sosok Naomi menghilang di belokan di seberang jalan sepi itu.
* * *
Sementara itu Naomi meragukan keputusannya sendiri. Jalanan sudah sepi. Stasiun
kereta bawah tanah juga tiba-tiba terlihat remang-remang dan menakutkan. Hanya
ada segelintir orang yang berdiri menunggu kereta. Naomi tidak suka tempat sepi.
Kepanikan mulai meresapi otaknya dan membuat tubuhnya menggigil.
Apakah tadi sebaiknya ia menerima tawaran Danny Jo untuk mengantarnya
pulang? Tapi ditemani laki-laki yang baru ditemuinya hari ini juga sama sekali
bukan pilihan yang pantas dipertimbangkan.
Sepanjang perjalanan pulang Naomi menyibukkan pikirannya dengan
mengingat jadwal kerjanya selama sebulan ke depan, berusaha mengabaikan
keadaan kereta yang hampir kosong dan dua pria berpenampilan kusam yang
berdiri di dekat pintu sambil mengobrol dan menenggak bir. Ketika ia akhirnya tiba
di Hampstead, Naomi baru bernapas sedikit lebih lega. Hanya sedikit. Karena
sekarang ia harus berjalan kaki ke flatnya. Memang tidak jauh dari stasiun, tapi ia
tetap merasa paranoid kalau harus berjalan sendirian malam-malam.
Sambil terus menyibukkan pikirannya sehingga tidak berpikiran macammacam,
Naomi berjalan cepat menyusuri jalan dari bebatuan yang mengarah ke
flatnya. Ia baru bisa benar-benar bernapas lega ketika sudah mendekati gedung flat.
Robin‟s Nest di lantai satu gedung itu masih buka dan masih ramai. Cahaya lampu
yang terang, suara orang tertawa, bercakap-cakap dan bunyi denting gelas membuat
Naomi merasa santai.
Baru saja ia merasa lega, tiba-tiba bunyi keras di belakangnya membuatnya
terperanjat, disusul disusul suara yang mengumpat. Naomi terkesiap, berputar
cepat, dan membelalak.
“Oh, sialan,” gerutu sesosok bayangan gelap di bawah salah satu pohon yang
berjejer di tepi jalan. Bayangan itu sepertinya sedang membungkuk dan mengangkat
sesuatu dari tanah.
Naomi seakan terpaku di tempat. Tidak bisa bergerak, tidak bisa bersuara, tidak
bisa bernapas. Dengan mata terbelalak ia menatap bayangan itu membetulkan
letak... tong sampah?
“Jangan panik. Ini aku. Aku menabrak tong sampah. Tapi tidak perlu khawatir.
Tong sampahnya baik-baik saja.”
Naomi mengerjap mengenali suara itu sementara bayangan gelap tadi
melangkah ke bawah sinar lampu jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mata
Naomi melebar setelah wajah laki-laki itu terlihat jelas. “Kau...?”
Danny Jo menurunkan tangan dan tersenyum lebar.
“Sedang apa kau di sini?” tanya Naomi heran bercampur curiga. Ia memandang
berkeliling, lalu kembali menatap Danny. Matanya disipitkan. “Kau mengikutiku?”
Danny tidak langsung menjawab. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Lalu ia
berkata dengan nada merenung, “Kau tahu, ini pertama kalinya kau mengucapkan
lebih dari dua kata padaku. Dan aku baru tahu kau punya logat London yang jelas.
Sebenarnya sudah berapa lama kau tinggal di sini?”
Naomi terdiam sejenak dan tetap menatap laki-laki di hadapannya. Lalu, tanpa
menjawab pertanyaan Danny, ia bertanya sekali lagi, “Sedang apa kau di sini?”
Danny Jo menjejalkan kedua tangan ke saku jaket abu-abunya dan mengangkat
bahu. “Karena kau tidak mau diantar pulang, aku memutuskan untuk
mengikutimu.”
Kening Naomi berkerut tidak mengerti. “Kenapa?”
“Hanya untuk memastikan kau baik-baik saja. Memastikan kau tiba di rumah
dengan selamat,” sahut Danny ringan. “Hyong—maksudku sutradara kita itu—takut
sesuatu terjadi padamu.”
Naomi mengerjap bingung. “Oh.”
“Jadi,” kata Danny sambil mendongak memandang gedung di depannya, “kau
tinggal di sini?”
Naomi menoleh, mengikuti arah pandang Danny, lalu kembali menatap lakilaki
itu. “Ya.”
Mendengar nada suara Naomi, mata Danny beralih kembali kepada Naomi dan
ia tertawa pendek. “Tidak perlu curiga begitu. Aku tidak minta diajak masuk,”
katanya. Ia menatap Naomi dari kepala sampai ke kaki, lalu kembali ke wajahnya
dan berkata, “Lagi pula kau bukan tipeku.”
Naomi mengerjap kaget, membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Otaknya
berkutat mencari balasan yang cocok, tetapi tidak ada satu pun yang terpikirkan
olehnya. Otaknya mendadak kosong. Ia hanya bisa menatap laki-laki yang
tersenyum lebar itu dengan sebal.
“Baiklah. Karena kau sudah sampai di rumah dengan selamat, aku pergi dulu,”
kata Danny sambil mengangkat sebelah tangan. “Sampai jumpa besok.”
Ketika laki-laki itu berbalik dan mulai melangkah pergi, Naomi baru berhasil
memikirkan selusin cara membalas kata-kata Danny tadi. Tapi tentu saja sudah
terlambat. Dengan jengkel Naomi membalikkan tubuh sambil menggali tasnya,
mencari kunci pintu tangga depan.
0/5000
از: -
به: -
نتایج (انگلیسی) 1: [کپی کنید]
کپی شد!
Danny menoleh. “Tapi dia sendiri tidak mau ditemani,” balasnya. Lalu iamengangkat bahu. “Hyong tidak perlu cemas. Tidak akan terjadi apa-apa.”Bobby Shin mendecakkan lidah dengan pelan. “Tapi tetap saja...,” gumamnyaenggan. Ia menghela napas dan berbalik. “Ya sudahlah. Ayo, Danny. Kita bereskantempat ini dan pulang.”“Ya. Tentu saja,” gumam Danny. Namun ia tidak beranjak dari tempatnyaberdiri sampai sosok Naomi menghilang di belokan di seberang jalan sepi itu.* * *Sementara itu Naomi meragukan keputusannya sendiri. Jalanan sudah sepi. Stasiunkereta bawah tanah juga tiba-tiba terlihat remang-remang dan menakutkan. Hanyaada segelintir orang yang berdiri menunggu kereta. Naomi tidak suka tempat sepi.Kepanikan mulai meresapi otaknya dan membuat tubuhnya menggigil.Apakah tadi sebaiknya ia menerima tawaran Danny Jo untuk mengantarnyapulang? Tapi ditemani laki-laki yang baru ditemuinya hari ini juga sama sekalibukan pilihan yang pantas dipertimbangkan.Sepanjang perjalanan pulang Naomi menyibukkan pikirannya denganmengingat jadwal kerjanya selama sebulan ke depan, berusaha mengabaikankeadaan kereta yang hampir kosong dan dua pria berpenampilan kusam yangberdiri di dekat pintu sambil mengobrol dan menenggak bir. Ketika ia akhirnya tibadi Hampstead, Naomi baru bernapas sedikit lebih lega. Hanya sedikit. Karenasekarang ia harus berjalan kaki ke flatnya. Memang tidak jauh dari stasiun, tapi iatetap merasa paranoid kalau harus berjalan sendirian malam-malam.Sambil terus menyibukkan pikirannya sehingga tidak berpikiran macammacam,Naomi berjalan cepat menyusuri jalan dari bebatuan yang mengarah keflatnya. Ia baru bisa benar-benar bernapas lega ketika sudah mendekati gedung flat.Robin‟s Nest di lantai satu gedung itu masih buka dan masih ramai. Cahaya lampuyang terang, suara orang tertawa, bercakap-cakap dan bunyi denting gelas membuatNaomi merasa santai.Baru saja ia merasa lega, tiba-tiba bunyi keras di belakangnya membuatnyaterperanjat, disusul disusul suara yang mengumpat. Naomi terkesiap, berputarcepat, dan membelalak.“Oh, sialan,” gerutu sesosok bayangan gelap di bawah salah satu pohon yangberjejer di tepi jalan. Bayangan itu sepertinya sedang membungkuk dan mengangkatsesuatu dari tanah.Naomi seakan terpaku di tempat. Tidak bisa bergerak, tidak bisa bersuara, tidakbisa bernapas. Dengan mata terbelalak ia menatap bayangan itu membetulkanletak... tong sampah?“Jangan panik. Ini aku. Aku menabrak tong sampah. Tapi tidak perlu khawatir.Tong sampahnya baik-baik saja.”Naomi mengerjap mengenali suara itu sementara bayangan gelap tadimelangkah ke bawah sinar lampu jalan sambil mengangkat kedua tangan. MataNaomi melebar setelah wajah laki-laki itu terlihat jelas. “Kau...?”Danny Jo menurunkan tangan dan tersenyum lebar.“Sedang apa kau di sini?” tanya Naomi heran bercampur curiga. Ia memandangaround, and then looked back at Danny. His eyes disipitkan. "Are you following me?"Danny doesn't answer immediately. He seems was thinking about something. Then shesaid with a tone of quiet contemplation, "you know, this is the first time you saymore than two words to me. And I just know you've got a clear London slang.Actually how long have you lived here? "Naomi pause and keep staring at the boy before him. Then, withoutanswered the question Danny, he asked again, "What Are you here?"Danny Jo cram both hands into the pockets of the jacket and lifted it in ashesthe shoulder. "Because you do not want to be taken home, I decided tomengikutimu. "Brow furrowed, Naomi did not understand. "Why?""Just to make sure you're okay. Make sure you got homein peace, "said Danny. "Our Director Hyŏng — I mean it — afraidsomething happened to you. "Naomi mengerjap confused. "Oh.""So," said Danny while looking up looking at the building in front of him, "youstay here? "Naomi turned, following the direction of view of Danny, then looked back at lakilakiit. "Yes."Hear the tone of voice of Naomi, Danny reverts back to Naomi andShe laughed. "There is no need to suspect so. I didn't ask to be invited to enter, "He said. He stared at Them from head to toe, and then to return to her faceand said, "anyway you're not tipeku."Naomi mengerjap shock, opens his mouth, and then close it again. His braindeals with finding a suitable reply, but no one ever thought ofby him. His brain suddenly empty. He could only stare at the man whothat smile with hates it."All right. Because you've got home safely, I go first, "Danny said holding up the next hand. "See you tomorrow."When the man turned around and started to step away, Naomi recently successfullythink of a dozen ways of replying to Danny's words. But of course it's beenIt's too late. With an irritated Naomi reverse body while digging his bag,looking for the key to the door of the front stairs.
ترجمه، لطفا صبر کنید ..
نتایج (انگلیسی) 2:[کپی کنید]
کپی شد!
Danny turned. "But he did not want some company," she said. Then he
shrugged. "Hyong need not worry. Not going to happen. "
Bobby Shin chuckled quietly. "But still ...," she muttered
reluctantly. He sighed and turned away. "Alright. Come on, Danny. We clean up
this place and go home. "
" Yes. Of course, "Danny muttered. But he did not move
up until Naomi figure disappeared around a curve across the deserted road.
* * *
Meanwhile, Naomi doubted his decision. The streets were deserted. Station
subway also suddenly looks dim and scary. Only
a handful of people who stood waiting for the train. Naomi did not like the place deserted.
The panic began to permeate his brain and made ​​him shiver.
Did he should accept the offer Danny Jo to take her
home? But it was accompanied by a man who had met today at all
is not an option worth considering.
On the way home Naomi busied her mind with
considering the work schedule for the next month, trying to ignore the
state of the trains are almost empty and two men dressed dull
standing near doors, chatting and drinking beer. When he finally arrived
in Hampstead, New Naomi breathing a little easier. Only slightly. Because
now he had to walk to the flat. It is not far from the station, but he
still felt paranoid when I have to walk alone at night.
As he continued to occupy his mind so do not think macammacam,
Naomi walked briskly down the street from the rocks that leads to
her flat. He could only really be relieved when it was approaching the building of flats.
Robin 's Nest on the first floor of the building was still open and still crowded. The lights
are bright, the sound of people laughing, chatting and clinking sound of glasses made
​​Naomi feel relaxed.
Just as he was relieved, sudden loud noise behind him made ​​him
by surprise, followed by followed by voice swore. Naomi gasped, spinning
fast and wide.
"Oh, shit," he muttered dark shadow under one of the trees that
lined the roadside. The shadow seemed to be bent and picked
something off the ground.
Naomi seemed rooted to the spot. Can not move, can not speak, do not
breathe. With wide eyes he stared at the shadow of correcting
layout ... dustbin?
"Do not panic. This is me. I hit the trash can. But not to worry.
Tong garbage is fine. "
Naomi blinked recognized the voice as dark shadows before
stepping into the light path, holding up both hands. Eyes
Naomi widened after the man's face was clearly visible. "You ...?"
Danny Jo lowered his hand and grinned.
"What are you doing here?" Asked Naomi wonder mingled suspicious. He looked
around, then back at Danny. His eyes narrowed. "You follow me?"
Danny did not immediately answer. He was seen was thinking about something. Then he
said rather thoughtfully, "You know, this is the first time you say
more than two words to me. And I just know you've got a clear London accent.
Actually, how long have you lived here? "
Naomi paused and remained at the man in front of him. Then, without
answering the question Danny, he asked again, "What are you doing here?"
Danny Jo shoved both hands into the pockets of his gray jacket and lifted
his shoulders. "Because you do not want a ride home, I decided to
follow you."
Brow furrowed Naomi did not understand. "Why?"
"Just to make sure you were okay. Make sure you got home
safely, "Danny replied lightly. "Hyong-mean-director we were afraid
something happened to you."
Naomi blinked, confused. "Oh."
"So," Danny said as he looked up at the building in front of him, "you
stay here?"
Naomi turned, followed the direction of view Danny, then back at the male
's. "Yes."
Hearing tonality Naomi, Danny's eyes switched back to Naomi and
she gave a short laugh. "There is no need to suspect so. I'm not invited to enter, "
he said. He looked at Naomi from head to toe, then returned to her face
and said, "Besides, you're not my type."
Naomi blinked in surprise, opened her mouth, then closed again. His brain was
struggling looking for a suitable reply, but no one else thought of
it. Her mind had gone blank. He could only stare at the man
grinning with disgust.
"All right. Because you've got home safely, I go first, "
Danny said, raising a hand. "See you tomorrow."
When the man turned and started to walk away, the new Naomi managed to
think of a dozen ways avenge Danny's words earlier. But of course it is already
too late. Naomi turned irritably as she dug her purse,
looking for a door key front steps.
ترجمه، لطفا صبر کنید ..
 
زبانهای دیگر
پشتیبانی ابزار ترجمه: آذرباﻳﺠﺎﻧﻰ, آلبانیایی, آلمانی, اردو, ارمنی, ازبکی, استونيايی, اسلواکی, اسلونیایی, اسپانیایی, اسپرانتو, افریکانس, امهری, اندونزی, انگلیسی, اودیه (اوریه), اویغوری, ايسلندی, اکراينی, ایتالیایی, ایرلندی, ایگبو, باسکی, برمه\u200cای, بلاروسی, بلغاری, بنگالی, بوسنیایی, تاتار, تاجیک, تاميلی, تايلندی, ترکمنی, ترکی استانبولی, تلوگو, جاوه\u200cای, خمری, خوسایی, دانمارکی, روسی, رومانيايی, زولو, ساموایی, سبوانو, سندی, سوئدی, سواهيلی, سوتو, سودانی, سومالیایی, سینهالی, شناسایی زبان, شونا, صربی, عبری, عربی, فارسی, فرانسوی, فريسی, فنلاندی, فیلیپینی, قرقیزی, قزاقی, كرسی, لائوسی, لاتين, لتونيايی, لهستانی, لوگزامبورگی, ليتوانيايی, مائوری, مالايی, مالاگاسی, مالایالمی, مالتی, مجاری, مراتی, مغولی, مقدونيه\u200cای, نروژی, نپالی, هاوایی, هلندی, همونگ, هندی, هوسا, ولزی, ويتنامی, يونانی, پرتغالی, پشتو, پنجابی, چوایی, چک, چینی, چینی سنتی, ژاپنی, کاتالان, کانارا, کرئول هائیتی, کردی, کره\u200cای, کرواتی, کلینگون, کینیارواندا, گاليک اسکاتلندی, گالیسی, گجراتی, گرجی, یدیشی, یوروبایی, ترجمه زبان.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: