Haruka tersenyum. “Cuci mata,” katanya. “Cuci mata.”Setelah ditinggal  ترجمه - Haruka tersenyum. “Cuci mata,” katanya. “Cuci mata.”Setelah ditinggal  انگلیسی چگونه می گویند

Haruka tersenyum. “Cuci mata,” kata

Haruka tersenyum. “Cuci mata,” katanya. “Cuci mata.”
Setelah ditinggal Haruka, Keiko masuk ke ruangan pameran dan mencari-cari
Kazuto. Tidak ada. Kazuto tidak terlihat. Mungkin sedang sibuk. Ini kan pamerannya.
Pasti banyak orang yang ingin berbicara dengannya. Sambil mendesah pelan, Keiko
memutuskan untuk melihat-lihat sendiri dulu.
Tempat ini cukup ramai. Ternyata banyak orang yang tertarik dengan hasil karya
Kazuto. Beberapa orang wartawan juga terlihat. Keiko jadi bertanya-tanya apakah
Kazuto memang sehebat itu? Apakah Kazuto memang terkenal seperti yang pernah
dikatakan Haruka?
Kalau dilihat dari foto-foto yang tergantung di dinding itu, Kazuto memang hebat.
Bagaimana Kazuto bisa memotret sesuatu yang begitu biasa dan membuatnya begitu
luar biasa? Misalnya foto hitam-putih yang menampilkan tangan seseorang yang
terangkat ke arah matahari, seolah-olah ingin menggapai matahari. Entah bagaimana
cara Kazuto memotretnya, tetapi sinar matahari yang menyelinap di antara celah jemari
itu terlihat sangat indah dan berkilau.
Keiko terus bergerak dari satu foto ke foto lain, terus berhenti di setiap foto untuk
memandanginya dan terus terkagum-kagum. Ia memang tidak mengerti fotografi,
tetapi ia tahu foto bagus. Dan Kazuto sudah jelas memang sangat berbakat seperti yang
dikatakan Haruka.
Tiba-tiba sebuah foto menarik perhatiannya. Keiko mengerjap dan menahan napas.
Foto yang tergantung di depannya adalah foto seorang wanita berjaket hijau yang
berdiri di tengah-tengah kerumunan orang yang berlalu-lalang di jalan raya. Wanita
yang menjadi objek utama dalam foto itu berdiri membelakangi kamera. Selain warna
hijau dari jaket yang dikenakan wanita itu, segala sesuatu di sekitarnya—termasuk juga
kerumunan orang yang berlalu-lalang—berwarna hitam-putih dan terlihat kabur,
seolah-olah dunia di sekeliling wanita itu memudar di mata sang fotografer.
“Kau sudah datang?”
Sebuah suara pelan menyentakkan Keiko dan ia langsung berputar. “Kazuto-san.”
Matanya melebar dan seulas senyum tersungging di bibirnya begitu melihat Nishimura
Kazuto berdiri di sampingnya.
* * *
Sebenarnya Kazuto sudah melihat Keiko sejak gadis itu memasuki ruangan pameran.
Saat itu ia sedang berbicara dengan beberapa orang penting, sehingga ia tidak bisa
langsung menemui gadis itu. Begitu ia bisa menyelinap keluar dari pembicaraan, ia
langsung menghampiri Keiko.
“Kau sudah datang?” sapanya.
Keiko berputar dan tersenyum lebar. “Kazuto-san.”
Kazuto balas tersenyum, lalu kembali memandang foto yang tadi sedang
diperhatiakn Keiko. “Kau ingat hari itu?” tanyanya.
“Apa?” Keiko tidak mengerti.
Kazuto menggerakkan dagunya ke arah foto. “Hari ketigaku di Tokyo. Kau
menemaniku ke Shibuya untuk melihat-lihat. Hari itu kau mengenakan jaket hijau.”
Keiko mengerutkan kening, masih tidak mengerti. Lalu perlahan-lahan kerutan di
keningnya menghilang dan ia kembali menatap foto yang tergantung di depannya.
“Perempatan Shibuya selalu ramai dan saat itu kau hampir jatuh karena ditabrak
dari segala arah.” Kazuto tertawa pelan.
“Itu... Itu karena kau tiba-tiba menghilang,” protes Keiko. “Aku sedang mencarimu.
Kukira kau... Maksudku, kau bisa saja tersesat di antara begitu banyak orang.”
“Saat itu aku ada di belakangmu. Aku bisa melihatmu,” kata Kazuto. “Aku selalu
melihatmu.”
Mata Keiko terpaku pada foto itu. “Jadi... itu aku?” tanyanya tidak percaya.
Kazuto mengangguk. “Aku tahu kau tidak suka difoto, tapi menurutku foto ini
sangat bagus untuk pameran. Jadi...”
“Tidak apa-apa,” sahut Keiko sambil tersenyum. “Foto ini memang sangat bagus.
Foto-foto yang lain juga.”
Senyum Kazuto melebar. “Terima kasih.”
Mereka masih berdiri di depan foto itu dan Kazuto teringat beberapa jam yang lalu
ketika Akira datang ke sini. Akira juga berdiri di depan foto yang sama dan
memandanginya sambil tersenyum kecil.
“Kukatakan padanya bahwa aku ingin melindunginya,” gumam Akira saat itu.
Alis Kazuto terangkat dan ia menoleh. “Apa?”
Akira menggerakkan kepalanya ke arah foto. “Wanita itu. Kukatakan padanya
bahwa aku berharap akulah yang melindunginya saat itu.”
Kazuto langsung tahu mereka sedang membicarakan Ishida Keiko. Dan apa kata
Akira tadi? Apakah Akira sudah menyatakan perasaannya? Tiba-tiba saja Kazuto
merasa tegang dan ia menahan napas.
“Begitu?” gumam Kazuto, berharap Akira meneruskan kata-katanya.
Tetapi Akira menghela napas panjang dan melirik jam tangannya. “Aku harus
kembali ke rumah sakit,” gumamnya. Lalu ia berbalik dan mengulurkan tangan ke arah
Kazuto. “Nah, semoga berhasil, Kazuto, walaupun aku yakin kau akan berhasil karena
karyamu sangat bagus.”
0/5000
از: -
به: -
نتایج (انگلیسی) 1: [کپی کنید]
کپی شد!
Haruka tersenyum. “Cuci mata,” katanya. “Cuci mata.”Setelah ditinggal Haruka, Keiko masuk ke ruangan pameran dan mencari-cariKazuto. Tidak ada. Kazuto tidak terlihat. Mungkin sedang sibuk. Ini kan pamerannya.Pasti banyak orang yang ingin berbicara dengannya. Sambil mendesah pelan, Keikomemutuskan untuk melihat-lihat sendiri dulu.Tempat ini cukup ramai. Ternyata banyak orang yang tertarik dengan hasil karyaKazuto. Beberapa orang wartawan juga terlihat. Keiko jadi bertanya-tanya apakahKazuto memang sehebat itu? Apakah Kazuto memang terkenal seperti yang pernahdikatakan Haruka?Kalau dilihat dari foto-foto yang tergantung di dinding itu, Kazuto memang hebat.Bagaimana Kazuto bisa memotret sesuatu yang begitu biasa dan membuatnya begituluar biasa? Misalnya foto hitam-putih yang menampilkan tangan seseorang yangterangkat ke arah matahari, seolah-olah ingin menggapai matahari. Entah bagaimanacara Kazuto memotretnya, tetapi sinar matahari yang menyelinap di antara celah jemariitu terlihat sangat indah dan berkilau.Keiko terus bergerak dari satu foto ke foto lain, terus berhenti di setiap foto untukmemandanginya dan terus terkagum-kagum. Ia memang tidak mengerti fotografi,tetapi ia tahu foto bagus. Dan Kazuto sudah jelas memang sangat berbakat seperti yangdikatakan Haruka.Tiba-tiba sebuah foto menarik perhatiannya. Keiko mengerjap dan menahan napas.Foto yang tergantung di depannya adalah foto seorang wanita berjaket hijau yangberdiri di tengah-tengah kerumunan orang yang berlalu-lalang di jalan raya. Wanitayang menjadi objek utama dalam foto itu berdiri membelakangi kamera. Selain warnahijau dari jaket yang dikenakan wanita itu, segala sesuatu di sekitarnya—termasuk jugakerumunan orang yang berlalu-lalang—berwarna hitam-putih dan terlihat kabur,seolah-olah dunia di sekeliling wanita itu memudar di mata sang fotografer.“Kau sudah datang?”Sebuah suara pelan menyentakkan Keiko dan ia langsung berputar. “Kazuto-san.”Matanya melebar dan seulas senyum tersungging di bibirnya begitu melihat NishimuraKazuto berdiri di sampingnya.* * *Sebenarnya Kazuto sudah melihat Keiko sejak gadis itu memasuki ruangan pameran.Saat itu ia sedang berbicara dengan beberapa orang penting, sehingga ia tidak bisalangsung menemui gadis itu. Begitu ia bisa menyelinap keluar dari pembicaraan, ialangsung menghampiri Keiko.“Kau sudah datang?” sapanya.Keiko berputar dan tersenyum lebar. “Kazuto-san.”Kazuto balas tersenyum, lalu kembali memandang foto yang tadi sedangdiperhatiakn Keiko. “Kau ingat hari itu?” tanyanya.“Apa?” Keiko tidak mengerti.Kazuto menggerakkan dagunya ke arah foto. “Hari ketigaku di Tokyo. Kaumenemaniku ke Shibuya untuk melihat-lihat. Hari itu kau mengenakan jaket hijau.”Keiko mengerutkan kening, masih tidak mengerti. Lalu perlahan-lahan kerutan dikeningnya menghilang dan ia kembali menatap foto yang tergantung di depannya.“Perempatan Shibuya selalu ramai dan saat itu kau hampir jatuh karena ditabrak
dari segala arah.” Kazuto tertawa pelan.
“Itu... Itu karena kau tiba-tiba menghilang,” protes Keiko. “Aku sedang mencarimu.
Kukira kau... Maksudku, kau bisa saja tersesat di antara begitu banyak orang.”
“Saat itu aku ada di belakangmu. Aku bisa melihatmu,” kata Kazuto. “Aku selalu
melihatmu.”
Mata Keiko terpaku pada foto itu. “Jadi... itu aku?” tanyanya tidak percaya.
Kazuto mengangguk. “Aku tahu kau tidak suka difoto, tapi menurutku foto ini
sangat bagus untuk pameran. Jadi...”
“Tidak apa-apa,” sahut Keiko sambil tersenyum. “Foto ini memang sangat bagus.
Foto-foto yang lain juga.”
Senyum Kazuto melebar. “Terima kasih.”
Mereka masih berdiri di depan foto itu dan Kazuto teringat beberapa jam yang lalu
ketika Akira datang ke sini. Akira juga berdiri di depan foto yang sama dan
memandanginya sambil tersenyum kecil.
“Kukatakan padanya bahwa aku ingin melindunginya,” gumam Akira saat itu.
Alis Kazuto terangkat dan ia menoleh. “Apa?”
Akira menggerakkan kepalanya ke arah foto. “Wanita itu. Kukatakan padanya
bahwa aku berharap akulah yang melindunginya saat itu.”
Kazuto langsung tahu mereka sedang membicarakan Ishida Keiko. Dan apa kata
Akira tadi? Apakah Akira sudah menyatakan perasaannya? Tiba-tiba saja Kazuto
merasa tegang dan ia menahan napas.
“Begitu?” gumam Kazuto, berharap Akira meneruskan kata-katanya.
Tetapi Akira menghela napas panjang dan melirik jam tangannya. “Aku harus
kembali ke rumah sakit,” gumamnya. Lalu ia berbalik dan mengulurkan tangan ke arah
Kazuto. “Nah, semoga berhasil, Kazuto, walaupun aku yakin kau akan berhasil karena
karyamu sangat bagus.”
ترجمه، لطفا صبر کنید ..
نتایج (انگلیسی) 2:[کپی کنید]
کپی شد!
Haruka smiled. "Wash your eyes," he said. "Wash your eyes."
After being left for Haruka, Keiko went into the exhibition room and searched
Kazuto. There is no. Kazuto is not visible. Might be busy. It's exhibition.
Definitely a lot of people who want to talk to him. Sighing softly, Keiko
decided to look around yourself first.
The place is quite crowded. Apparently many people are interested in the work of
Kazuto. Several journalists were also seen. Keiko wondered whether
Kazuto is great? Do Kazuto is known as've
said Haruka?
Judging from the pictures hanging on the wall, Kazuto is great.
How Kazuto can photograph something so ordinary and makes it so
extraordinary? For example, black-and-white displays a person's hands are
lifted toward the sun, as if to reach the sun. Somehow
way Kazuto took pictures, but the sunlight that slipped between the cracks fingers
it looks very beautiful and shiny.
Keiko continues to move from one photo to another, then stop in each photo to
stare and continue to be amazed. He does not understand photography,
but he knew a good photo. And Kazuto was clear indeed very talented as
said Haruka.
Suddenly a photograph caught his attention. Keiko blinked and held her breath.
Photos hanging in front of a photograph of a green-jacketed woman who
was standing in the middle of a crowd of people passing by on the highway. Women
who became the main object in the photo to the camera stand. In addition to the color
green of the jacket she wore it, everything around him-including
crowds of people milling around-black-and-white and blurred,
as if the world around her faded in the eyes of the photographer.
"You've come ? "
A soft voice jerked Keiko and he immediately spun. "Kazuto-san."
Her eyes widened and a smile on his face when he saw Nishimura
Kazuto standing beside it.
* * *
Actually Kazuto've seen Keiko since she had entered the room of the exhibition.
At that time he was talking to some important people, so he does not can
directly see the girl. So he could slip out of the conversation, he
went straight to Keiko.
"You're here?" She said.
Keiko turned and smiled broadly. "Kazuto-san."
Kazuto smiled, then looked back at the photo before being
diperhatiakn Keiko. "Do you remember that day?" He asked.
"What?" Keiko did not understand.
Kazuto moving his chin toward the photo. "My third day in Tokyo. You
accompany me to Shibuya to look around. That day you're wearing a green jacket. "
Keiko frowned, still do not understand. Then slowly the wrinkles on
his forehead disappeared and he looked at the photo hanging in front of him.
"Shibuya crossroad is always crowded and that time you almost fell because of being hit
from all directions." Kazuto chuckled softly.
"That's ... That's because you suddenly suddenly disappeared, "Keiko protest. "I'm looking for you.
I thought you ... I mean, you could get lost among so many people."
"I was there behind you. I can see, "said Kazuto. "I always
see you."
Mata Keiko fixed on the photo. "So ... it was me?" She asked incredulously.
Kazuto nodded. "I know you do not like to be photographed, but I think this photo
is very nice for the exhibition. So ... "
" It's okay, "Keiko said, smiling. "This picture is very good indeed.
The photos as well."
The smile widened Kazuto. "Thank you."
They were still standing in front of the picture and Kazuto remembered a few hours ago
when Akira came here. Akira also stood in front of the same picture and
looking at him with a small smile.
"I told him I wanted to protect her," he muttered at the time Akira.
's Eyebrows lifted and he looked Kazuto. "What?"
Akira moved his head toward the photo. "That woman. I told him
that I wish I was the one who protected the moment. "
Kazuto immediately knew they were talking about Keiko Ishida. And what says
Akira earlier? Do Akira already expressed their feelings? Kazuto suddenly
felt tense and she held her breath.
"So?" Kazuto muttered, hoping Akira pass on his words.
But Akira sighed and glanced at his watch. "I had to
go back to the hospital," he muttered. Then he turned and reached toward
Kazuto. "Well, good luck, Kazuto, although I'm sure you'll do well because
your work is great."
ترجمه، لطفا صبر کنید ..
 
زبانهای دیگر
پشتیبانی ابزار ترجمه: آذرباﻳﺠﺎﻧﻰ, آلبانیایی, آلمانی, اردو, ارمنی, ازبکی, استونيايی, اسلواکی, اسلونیایی, اسپانیایی, اسپرانتو, افریکانس, امهری, اندونزی, انگلیسی, اودیه (اوریه), اویغوری, ايسلندی, اکراينی, ایتالیایی, ایرلندی, ایگبو, باسکی, برمه\u200cای, بلاروسی, بلغاری, بنگالی, بوسنیایی, تاتار, تاجیک, تاميلی, تايلندی, ترکمنی, ترکی استانبولی, تلوگو, جاوه\u200cای, خمری, خوسایی, دانمارکی, روسی, رومانيايی, زولو, ساموایی, سبوانو, سندی, سوئدی, سواهيلی, سوتو, سودانی, سومالیایی, سینهالی, شناسایی زبان, شونا, صربی, عبری, عربی, فارسی, فرانسوی, فريسی, فنلاندی, فیلیپینی, قرقیزی, قزاقی, كرسی, لائوسی, لاتين, لتونيايی, لهستانی, لوگزامبورگی, ليتوانيايی, مائوری, مالايی, مالاگاسی, مالایالمی, مالتی, مجاری, مراتی, مغولی, مقدونيه\u200cای, نروژی, نپالی, هاوایی, هلندی, همونگ, هندی, هوسا, ولزی, ويتنامی, يونانی, پرتغالی, پشتو, پنجابی, چوایی, چک, چینی, چینی سنتی, ژاپنی, کاتالان, کانارا, کرئول هائیتی, کردی, کره\u200cای, کرواتی, کلینگون, کینیارواندا, گاليک اسکاتلندی, گالیسی, گجراتی, گرجی, یدیشی, یوروبایی, ترجمه زبان.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: